Grooming Modus Pelecehan Baru, yang Perlu Diwaspadai!

Apakah kamu memiliki pasangan yang umurnya cukup jauh denganmu? Atau anak kamu sedang menjalin hubungan asmara dengan orang yang lebih dewasa? Hati-hati, bisa jadi hubungan itu hanya bagian awal dari modus pelecehan “grooming”.

Modus pelecehan seksual bisa terjadi kepada siapa saja, mulai dari kalangan dewasa, remaja, hingga anak-anak. Modusnya pun beragam, salah satunya yang perlu diwaspadai yaitu modus grooming.

Nah, modus pelecehan satu ini nih yang perlu diwaspadai, karena modus ini termasuk yang yang sulit untuk diketahui. Bahkan gak sedikit lho yang tidak sadar kalau dia sedang melakukan atau menjadi korban pelecehan seksual grooming.

Kasus dan modus pelecehan seksual itu sama aja kayak fenomena gunung es. Yang diketahui hanya sedikit atau atasnya saja, tapi sebenarnya masih banyak kasus pelecehan seksual yang masih belum diketahui.

Terus, sebenarnya apa sih itu grooming?

 

Apa itu Grooming?

Mengutip National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC), grooming adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk membangun hubungan, kepercayaan, dan hubungan emosional dengan seorang anak atau remaja sehingga mereka dapat memanipulasi, mengeksploitasi, dan melecehkan mereka.

Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui modus grooming tidaklah instan dan memerlukan proses waktu yang cukup panjang. Adanya proses pendekatan yang normal, membangun perasaan, hingga ujung-ujungnya adalah meminta untuk melakukan hubungan seks.

Sehingga, anak-anak atau remaja yang menjadi target sasaran, hanya merasa sedang menjalin asmara dengan orang yang lebih dewasa. Padahal itu merupakan tahapan awal dalam proses mempersiapkan (groomed) sebelum akhirnya pelaku melakukan tindakan pelecehan seksual. 

Modus pelecehan seksual ini bisa terjadi secara langsung atau melalui media sosial. Selain itu, pelaku juga bisa saja orang-orang terdekat kita seperti saudara, tetangga, kaka dari teman dan lain-lain yang lebih dewasa.

“Terus, caranya biar kita tahu orang itu melakukan grooming kepada kita bagaimana Mister?”

Seperti Mister jelaskan sebelumnya, modus ini memang sulit untuk diketahui tapi tetap ada ciri-cirinya kok! Nih, Mister bantu jelasin ciri-ciri orang yang melakukan perilaku grooming.

 

Ciri-ciri Perilaku Grooming

1. Perbedaan umur yang jauh

Mencari pasangan dengan perbedaan umur yang jauh memang hak setiap orang, tapi kalo bedanya terlalu jauh seperti ke anak-anak atau remaja, itu tanda tanya besar sih. Jadi, apabila ada orang dewasa yang secara intens mendekati anak kamu atau menawarkan dan menjanjikan sesuatu hal perlu hati-hati dan perlu diwaspadai.

Sebenarnya, yang sulit diidentifikasi adalah kasus grooming kepada anak remaja. Anak usia remaja pikirannya mudah sekali dimanipulasi, sehingga mereka biasanya hanya merasa dicintai orang dewasa.

“Mister, bukannya punya pasangan yang memiliki usia jauh malah lebih baik ya?”

Sebenarnya mau usia sama atau beda jauh tidak masalah, asalkan kamu bisa mengontrol diri kamu, asal kamu masih menyadari mana yang salah dan benar, mana yang boleh dan tidak boleh. Kalau sudah dibawah kontrol pasangan kamu dan memintamu untuk melakukan tindakan seksual sampai memaksa, berarti dapat disimpulkan hubungan asmara yang kamu jalani belakangan ini hanyalah manipulasi dari pelaku untuk melakukan grooming.

Tapi lain lagi, jika kamu sudah berumur 24 tahun dan pasangan kamu 30 itu bisa dikatakan bukan grooming ya. Karena usia 20 tahun ke atas sudah bisa membedakan dan menyadari segala perbuatan yang dilakukan. Yang perlu di garis bawahi adalah, ketika kamu masih anak-anak dan remaja dan didekati oleh orang yang sudah dewasa dan berumur.

2. Sering memberikan nasehat

Ini yang membuat modus grooming sulit diidentifikasi, ciri-cirinya seperti orang ‘normal’. Biasanya dalam memberikan nasehat, pelaku mulai memberitahu untuk tidak mempublikasi hubungannya dan berusaha menasehati hal-hal yang membuat aktivitas korban menjadi terbatas. Misalnya, jangan pulang bareng temen cowoknya dan lain-lain.

Contoh tersebut akan membuat korban merasa bahwa pelaku hanya mencintai dia makannya meminta untuk tidak melakukan hal tersebut. Padahal, bagi pelaku yang benar-benar bertujuan untuk grooming, proses ini adalah masuk ke tahap membangun emosional terhadap korban.

3. Memberikan hadiah

Tidak hanya orang dewasa, anak-anak dan remaja, biasanya senang ketika diberikan hadiah. Padahal, ketika sudah diberikan hadiah biasanya ada niat terselubung agar target melakukan hal yang diinginkan pelaku.

“Aku kan kemarin udah beliin kamu X, besok temenin ke apartment yuk?”

Ketika sudah berada di posisi seperti ini, untuk usia remaja bisa saja menolak. Tapi, tentu ada rasa tidak enak yang dominan karena merasa hubungan mereka adalah seperti seorang kekasih.

4. Tindakan seksual

Biasanya pelaku melakukan tindakan seksual dimulai dari meminta foto atau video syur korban, sebagai ‘kunci pegangan’ untuk ke tahap selanjutnya. Karena, sudah merasa dicintai, kepercayaan sudah terbangun, dan merasa memiliki hutang budi biasanya permintaan seperti ini secara tidak sadar akan dilakukan.

Ini sudah termasuk bahaya ya! Karena, ketika pelaku sudah memiliki ‘kunci’ yaitu foto atau video syur kamu, akan mempermudah untuk melanjutkan tahap selanjutnya.

Baca juga: Hal yang Perlu Kamu Lakukan Ketika Mengalami Revenge Porn

5. Ancaman dan paksaan

Sudah memiliki ‘kunci pegangan’, pelaku akan jauh lebih mudah untuk meminta untuk melakukan tindakan seksual.

“Pokoknya, aku mau kamu besok gak les dan samperin aku ke apartment!”

“Inget ya, aku nyimpen foto dan video telanjang kamu! Kalo nolak, kamu tau kan akibatnya!?”

Kalo sudah seperti ini, korban akan melakukan permintaan pelaku. Tahap ini, sebenarnya sudah masuk ke dalam revenger porn tapi modus pelecehan seksual apapun memang ujung-ujungnya seperti ini, memaksa untuk melakukan hubungan seks dan mengancam apabila korban tidak mau.

Karena, modus grooming sudah sulit diidentifikasi dan biasanya korban juga tidak menyadari. Peran orang tua sangatlah penting untuk mengetahui dan mencegah agar sang anak tidak semakin jauh ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan.

“Tapi, bagaimana caranya mengetahui anak kita sudah menjadi korban modus grooming?”

 

Ciri-ciri Korban Grooming

  1. Hubungan dirahasiakan
  2. Sering pergi dalam waktu yang lama tanpa memberikan kabar yang jelas
  3. Merahasiakan isi handphonenya dari orang tua
  4. Memiliki barang-barang yang mahal padahal orang tua tidak pernah memberikan uang sebanyak itu
  5. Sering dijemput dengan orang yang tidak dikenal

Untuk mengantisipasi, keterbukaan anak itu sangatlah penting. Orang tua berhak meminta atau mengetahui lawan jenis yang sedang mendekati atau yang sedang menjalin hubungan dengan anaknya. Karena itu, masih menjadi kewajiban sebagai bentuk melindungi sang anak.

Dengan mengetahui maka orang tua bisa mengantisipasi dengan hal-hal yang tidak diingkan dan sang anak juga lebih terjaga.

Modus ini memang sulit, tapi bukan tidak bisa diatasi. Karena itu, Mister harap, dengan kamu membaca artikel ini, kamu bisa mengetahui apakah kamu sudah menjadi korban atau pelaku dalam modus grooming.

Jika sudah menyadari, tolong bicarakan permasalahan ini kepada pasangan atau jika sudah mendapatkan ancaman, lebih baik kamu mulai mencari lembaga yang dapat mewadahi kasus seperti ini.

Sadari sebelum hal buruk terjadi jauh lebih penting, dibandingkan membiarkan tanpa mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.